Wednesday, June 10, 2009

Joging Sex

JOGING SEX


Setelah dua tahun bercerai aku baru mulai bisa menikmati hidup menjomblo.
Dalam usia ku di awal 30-an aku tidak lagi direpotkan oleh pekerjaan. aku
memilih tinggal di daerah sepi di Bali. rumah ku tak jauh dari pantai yang
berpasir putih. Daerah ini karena sepi dan jauh dari pemukiman penduduk,
sering dimanfaatkan oleh wisatawan asing untuk bernudis ria. Kelompok
mereka memang tidak banyak, yah sekitar 10 sampai 15 orang saja bersendau
gurau sambil telanjang. Kadang kala aku memergoki mereka sedang
berhubungan di pasir di semak-semak agak jauh dari pantai.
Aku memang menyukai laut dari pada pegunungan yang dingin dan kerap hujan.
Udara di pantai rasanya lebih segar dan deburan ombak di pantai menjadi
selingan suara yang menenangkan hati.
Untuk menjaga kesehatan, aku rutin melakukan joging 3 kali seminggu di
sepanjang pantai. Daerah ini memang sepi sekali, tetapi aku merasa tentram
dan aman. Jadi meski aku joging sendirian di sepanjang pantai, tidak
pernah muncul perasaan khawatir akan gangguan.
Kadang-kadang aku mendapati hiburan menyaksikan sekelompok bule sedang
bertelanjang mandi di pantai. Kami sering juga terlibat mengobrol. Mereak
tampak santai aja meski dalam keadaan telanjang ngobrol dengan aku yang
masih menggunakan celana renang dan kaus oblong.
Suatu hari di bulan agustus, aku bagun lebih pagi dari biasanya, karena
memang tidak bisa tidur lagi. Kuptuskan bersepeda ke pantai sambil tak
lupa membawa celana renang. Aku sepagi itu melakukan aktifitas joging di
sepanjang pantai. Matahari belum tampak muncul dari ufuk timur, air laut
masih terasa sejuk dan di pantai belum tampak seorang pun.
Ketika aku sedang berlari seperti biasa, kudengar ada orang juga berlari
dari belakang. Kutoleh ke belakang, ternyata seorang wanita bule berlari
dengan lebih cepat dariku dan dia total bugil. Ini tentu saja mengejutkan
ku sehingga aku tidak bisa mengabaikan pemandangan itu.Ketika dia mendekat
dia malah berkata, " maaf saya telah membuak kamu canggung."
"emang iya sih," kataku jujur sambil memperhatikan bentuk tubuh yang indah
dengan kulit berwarna agak gelap. Badannya sangat terawat dan terlihat dia
rajin berolah raga. Ini terpancar dari otot-ototnya yang kencang, juga
payudaranya yang padat, perut rata. Dia tersenyum dan wajahnya cukup
manis. Dia kelihatannya sebaya dengan saya atau sedikit lebih muda.
Dia kelihatan agak mengernyit melihat saya yang berpakaian. Tidak ada
kesan dia malu atas ketelanjangannya, bahkan dari matanya terlihat dia
cukup bersahabat.
"Yuk gabung berolahraga bersamaku,dari pada kamu terus-terusan
memperhatikan aku" kata wanita itu.
Aku jadi malu dan mungkin saja waktu itu mukaku memerah karena ketanggor
menikmati tubuh telanjang.
"Sorry, biasanya aku tidak bertemu dengan cewek telanjang di sini,"
jawabku sambil berusaha memulihkan rasa canggungku.
"Ah aku biasa dipandangi seperti itu dari cowok bahkan cewek. Sudah
bertahun-tahun aku melakukan joging sambil bugil."
Kamu akan merasakan kenikmatan berjoging yang lebih dari biasanya jika
kita melakukannya bersamaan.
Akhirnya aku menerima tawarannya untuk joging bareng dia. Terus terang aku
kagum pada badannya yang sangat terpelihara dan kebugarannya yang prima.
Aku bahkan harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyamai kecepatan
larinya. Tidak terasa kami semakin jauh dari tempatku start tadi. Keadaan
pantai sangat sepi karena di daerah ini memang tidak berpenduduk dan tidak
digunakan untuk rekreasi. Kami berkeringat dan terengah-engah. Setelah
sekitar sejam aku minta dia untuk berhenti dulu. " Ini adalah joging ku
yang terjauh, " kata ku.
"Aku pun bertahun-tahun baru bisa mencapai jarak sejauh ini, oke mari kita
berjalan untuk menurunkan denyut jantung, baru setelah itu kita
berenang," katanya.
"Baiklah," kataku.
Kami lalu berjalan. Aku mengagumi kekuatan cewek ini. Biasanya jika aku
melihat cewek maka akan berkembang fantasiku dan ini membuat bagianku
mengeras di bawah sana. Namun cewek ini lain, meskipun bagian bawahku juga
agak mengeras. Tapi aku putuskan untuk tidak mengajaknya melakukan
hubungan. Aku lebih senang jika kami menikmati saja apa adanya nanti,
tanpa ada usaha ku membujuknya untuk melakukan hubungan.
"Tidak ada siapa pun disini kecuali kita," katanya yang kemudian
membubarkan lamunanku.
"Lebih baik kamu buka celana renangmu lalu kita berenang sehingga ketika
kamu kembali kamu tetap punya celana yang kering. Lagi pula kamu bisa
menggosok daki di bagian lipatan paha sebelah dalam tanpa terhalang
celana." katanya sambil memandangku serius. Dengan santainya dia lalu
menurunkan celana renangku sambil berkata, kenapa sih nudis dianggap
sebagai masalah besar. Ia kemudian dengan santai jalan ke laut.
Aku merasa malu tapi sekaligus senang. Inilah kesempatanku merasakan
pengalaman nudis dipantai bersama cewek yang cukup memikat. Aku tentu
tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku lalu melepas celanaku dan
secepatnya lari ke air. Ia lalu tersenyum.
"Aku senang, karena biasanya agak susah bagiku memulai nudis apalagi
ditengah-tengah orang yang tak kukenal. Ngomong-ngomong sejauh ini kita
telah lari dan berenang telanjang tapi nggak tahu namamu, namaku Dani.
"Aku Naomi, maaf kalau aku membuat kamu malu, seharusnya aku memang harus
lebih hati-hati. Nudis sebenarnya adalah hal yang alami, dan saya tidak
punya pikiran lain dari ketelanjangan," katanya.
Kami lalu mencebur ke dalam air. Pada mulanya aku merasa aneh karena alat
vitalku bergerak bebas di dalam air tanpa kekangan. Rasanya memang nyaman
dan agak geli juga ketika aliran air menyapu bagian vitalku. Naomi memang
benar. Rasa alami ketika telanjang. Aku memperhatikan Naomi yang berenang
dengan gaya telentang. Setiap kali dia mengangkat tangannya dan kepalanya
terlelap air, tetek besarnya bergerak mengikuti gerakan tangannya. Aku
jadi terpesona dengan pemandangan ini. Dia jadi kelihatan tambah sexy.
Gundukan kemaluannya yang tertutup rambut pirang kadang kala tersibak dan
muncul dua bibir kemaluannya yang tebal menyeruak. Kemaluannya muncul
tenggelam di air. Kemaluanku jadi berkembang makin besar. Aura sexy Naomi
makin memancar dan menimbulkan rangsangan pada kemaluanku.
"Saya senang caramu memandangku, kata Naomi.
" Kamu membuat saya jadi bergairah," kata ku.
" Saya tidak tahu sejauh apa rangsangan yang kamu rasakan, tetapi
pandanganmu membuat wanita menjadi bangga, sekarang mari kita meregang
otot-otot di pantai." kata Naomi.
Saya ikuti dia mentas dari air. Bentuk badan Naomi memang pantas dikagumi,
tidak kerempeng seperti gadis 16 tahunan. Kulitnya memang tidak selembut
gadis remaja, tetapi bokongnya terlihat padat. Langkahnya menunjukkan
kedewasaan Naomi. Pantatnya bergetar seirama dengan langkahnya dan rasanya
Naomi tidak berlaku dibuat-buat.
Setelah sesi peregangan. Naomi berdiri dihadapanku sambil memperhatikan
diriku dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"kapan kamu terakhir mengolah gerak alat vitalmu, tanya Naomi sambil
memperhatikan pinggangku.
"Apaan, saya belum tahu ada latihan gerak khusus untuk alat vital," tanya
ku agak ragu.
"Kebanyakan orang, baik pria maupun wanita dalam berolahraga melalaikan
latihan pada organ seks mereka. Mungkin karena rasa malu karena ini
berkaitan dengan seks. Seperti halnya berolahraga yang melatih otot-otot
anggota tubuh untuk berfungsi lebih baik, kamu juga harus melatih gerak
organ sex mu agar bisa berfungsi baik. Saya rasa kita bisa berpatner dalam
melakukannya, kamu mau kan," tanya Naomi.
" Aku jadi antusias tapi jujur aja juga rada malu, dan tawaran seperti itu
tentu tidak bisa ditolak, apalagi wanita sexy yang menawarkannya. Meski
aku senang dan iangin melakukannya, tapi tidak tahu bagaimana adik kecilku
apakah dia akan bereaksi secara yang diinginkan' kata ku.
Naomi lalu mengajakku ke tempat yang agak terlindung.
"Adik kecilmu akan mendapat mahkota Raja Pantai. Setelah beberapa sesi
latihan adik kecilmu akan menjadi lebih digdaya katanya sambil
memperhatikan adik kecilku dan dia tertawa geli melihatku bengong.
Aku jadi ikutan tertawa ditengah rasa tak menentu yang diliputi juga rasa
malu.
"Sekarang tidur telentang, tangan disamping badan dan bernafaslah yang
dalam dari perutmu. Ketika menarik nafas kencangkan otot adikmu dan
longgarkan saat menghembus nafas. Cobalah dengan ritme nafas yang natural,
dan kamu akan merasa hangat menjalar ke seluruh tubuhmu dan selangkangmu
juga tentunya. Saya akan melakukan hal yang sama seperti yang kamu
lakukan. Pada tahap ini abaikan keberadaan ku, dan kosentrasi kepada ritme
pernafasanmu.
Aku ikuti semua arahan Naomi. Pada mulanya aku mengejan alat vitalku
dengan mengeraskan otot-ototnya dan agak sukar juga seirama yang natural.
Kesukarannya adalah mensinkronkan nafas dengan tekanan mengejan. Namun
perlahan-lahan aku mulai bisa menguasai ritmenya. Aku mulai dijalari rasa
hangat di sekujur tubuhku ketika aku menarik nafas. Ini menjadikan
perasaanku semakin kuat dan alat vitalku juga semakin keras.
Beberapa saat kemudian dia menghentikan ku.
"Sekarang mari kita berlatih bersama mensinkronkan pernafasan kita. Ini
akan membantu kita mencapai energi yang lebih besar dan akan menyenangkan
bagi kita. Duduklah dan lebarkan kedua kakimu dan lemaskan
dengkulmu senyaman mungkin, aku akan duduk diatas pangkuanmu. Kita akan
melakukan latihan bersama, Sekarang ketika kamu menghembuskan nafas dan
mengendurkan otot, aku akan menarik nafas dan mengencangkan otot-ototku.
Dengan cara ini energi kita akan melingkupi kita secara berkesinambungan.
Sekarang kembalilah konsentrasi pada nafas dan peregangan otot-ototmu,
lalu rasakan apa yang kamu dapatkan. Jika kamu serius, saya jamin ini akan
lebih memudahkan konsentrasimu dan aku," kata Naomi.
Pagi ini aku benar benar tidak lagi mampu mengontrol diriku sendiri.
Naomi membawaku kepada keadaan yang belum pernah aku bayangkan, dan aku
tunduk pada instruksiknya tanpa ragu. Biasanya akulah yang mengendalikan
kemauanku, terutama dalam hal sex. Alangkah indahnya kali ini, ketika aku
tidak menjadi pihak yang dominan. Suasana ini begitu nyaman dan sangat
alami.
Aku duduk di pasir dan seperti yang diinstruksikan Naomi aku memangkunya
berhadapan. Kakinya dilingkarkan ke badanku dan aku menduduki ujung
kakinya. Tangan Naomi memeluk bahuku, tubuh kami merapat. Adik kecilku
berada tepat di mulut kelamin Naomi. Setelah melakukan beberapa kali
dengan beberapa kekeliruan juga akhirnya aku bisa mengatur ritme
peregangan dengan irama pernafasanku dan irma Naomi. Susah juga
berkonsentrasi olah nafas sementara vitalku menyundul-nyundul bibir vagina
Naomi.
Kami menyamankan diri kami dan berkonsentrasi pada pernafasan serta
meregangkan otot vital kami. Aku merasakan peregangan otot vital naomi
pada bagian vitalku setiap kali dia menarik nafas. Irama pernafasan kami
makin cepat dan rasa hangat menjalar ke tubuh kami secara lebih menonjol.
Kulit kami jadi makin hangat dan mulai berkeringat. Alat vitalku menjadi
makin keras mendorong ke dalam kemaluan Naomi dan kemaluan nya serasa
makin menelan adik kecilku.
Irama kami semakin sinkron dan Naomi mulai mengeluarkan suara ketika
menghembuskan nafas dan matanya memberi signal agar aku mengikuti apa yang
dilakukannya. Aku ikut bersuara ketika menghembuskan nafasku dan terasa
getaran di dalam pinggangku. Sementara itu vitalku sudah menyatu dengan
vagina Naomi. Aku merasa vitalku berada sangat dalam di Naomi. Ujung
vitalku serasa mentok di vaginanya saking dalamnya dia terbenam di dalam
vagina Naomi. Aku tidak melakukan apa pun kecuali kosentrasi dengan
pernafasan bagitu juga tampaknya Naomi. Tubuh kami bersatu, bibir bertemu
bibir dan puting susunya yang mengeras menyapu dadaku
Setiap kali dia menghirup nafas otot vaginanya meremas vitalku. Saya
merasa vitalku dan energiku seperti tersalur ke dalam diri Naomi, demikian
juga sebaliknya.
Kami konsentrasi menikmati pelatihan ini. Aku merasa semakin nyaman dan
sangat menggairahkan. Alat vitalku berkedut seperti orrgasme kecil. Aku
heran, orgasmeku tidak sampai aku ejakulasi. Aku berusaha santai dan Naomi
menerima getaran orgasme ku dan vaginanya menyambutnya dengan relax. Dalam
waktu singkat aktivitas kami semakin menggairahkan dan makin tinggi. Tubuh
Naomi mengejang dia memasuki fase orgasme. Suatu penmandangan yang
menggairahkan melihat reaksi orgasme Naomi. Aku merasa akan kembali
mengalami orgasme ketika aku menurunkan tensiku. Saat itu orgasmeku terasa
sangat kuat dan kehangatan menjalari seluruh tubuhku, dan anehnya aku
tidak ejakulasi. aku merasa tidak seperti rasa ejakulasi biasanya, ini
sebuah sensasi baru.
Setelah beberapa kali orgasme, Naomi berbisik "Silahkan kalau kamu mau
ejakulasi di dalam vaginaku, tetapi kalau kamu mau merasakan pengalaman
lain, tahan ejakulasimu dan simpanlah energimu, itu akan membuat kamu
lebih sehat. Tubuhmu akan memiliki energi sex yang tinggi untuk waktu
lama.
"Melalui pengalaman yang kamu ajarkan kepadaku, aku tidak ragu lagi akan
mengikuti semua petunjukmu." jawabku.
Secara perlahan-lahan kami saling mengendurkan saraf sambil bertahan pada
posisi semula, berpelukan dan nafas kami lebih perlahan, berciuman lembut
dan vitalku masih tetap berada didalam vagina Naomi tetapi pada posisi
yang santai. Batangku tetap bertahan di dalam vagina Naomi. Aku sama
sekali tidak merasakan kelelahan seperti umumnya habis melakukan hubungan
dan juga tidak ada rasa kantuk seperti biasanya.
"Terima kasih Dani, Saya merasa nikmat berolah raga bersamamu. Saya senang
dengan cara kamu memperlakukanku," katanya. Ucapannya itu membuat vitalku
kembali menegang. " Cukup dulu untuk hari ini ," katanya sambil menciumku.
"Oklah mari kita pulang," kata ku.
Naomi menarik kemaluannya meninggalkan batangku yang setengah ereksi.
Naomi lalu membungkuk dan mengulum batangku. Otomatis batangku kembali
mengeras.
Naomi menarik saya berdiri dan kami kembali ke tempat awal kami.

No comments:

Post a Comment